Minggu, 18 November 2012

pancasila berhala modern

                                                     ~|[ Berhala burung gepeng pancasila ]|~


Apa yang disebut dengan berhala?
Berhala dalam bahasa Arab adalah al watsanu الوثن bentuk jama' nya al autsanu الأوثان atau ash shonamu الصنم bentuk jama' nya الأصنام

Dalam Lisanul Arab disebutkan bahwa ash shonamu adalah apa apa yang dijadikan sebagai Ilah selain Allah.

Syeikh Abdurrahman ibnu Hasan Alu Syeikh rohimahullah dalam buku beliau yang terkenal Fathul Majid berkata:

"Al Watsanu/berhala adalah sebutan bagi apa apa yang ditujukan kepadanya salah satu dari bentuk bentuk ibadah, selain Allah, dari kubur kubur, tempat tempat kematian dan lain lain. Berdasarkan perkataan Al Kholil (Nabi Ibrahim) 'alaihissalam:

إنما تعبدون من دون الله أوثانا وتخلقون إفكا

"Sesungguhnya yang kalian ibadahi selain Allah itu hanyalah berhala berhala dan kalian membuat kedustaan." (Al Ankabut:17).

Juga firman Allah:

قالوا نعبد أصناما فنظل لها عاكفين

"Mereka berkata : Kami beribadah kepada berhala berhala dan kami senantiasa ber-i'tikaf padanya." (Asy Syu'araa : 71)

Dan firman Allah:

أتعبدون ما تنحتون؟

"Apakah kalian beribadah kepada patung patung yang kalian pahat?" (Ash Shoffat : 95)

Oleh karena itu diketahui bahwa al watsanu (berhala) adalah sebutan bagi patung patung dan yang selainnya yang diibadahi selain Allah." (Fathul Majid halaman 228).

Rosulullah shollahllahu 'alaihi wa sallam telah menamai salibnya orang orang nashrani sebagai berhala. Dalam hadits disebutkan:

عن عدي بن حاتم قال أتيت رسول الله وفي عنقي صليب من ذهب، قال لي يا عدي اطرح هذا الوثن من عنقك فطرحته

Dari Adi bin Hatim, ia berkata: Saya mendatangi Rosulullah sedang di leherku ada salib dari emas, lalu beliau berkata kepadaku: "Wahai Adi, buang berhala ini dari lehermu!" lalu saya membuangnya.

Dalam Kitab At Tauhid, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab rohimahullah telah mencantumkan satu bab yaitu Keterangan yang menjelaskan bahwa sikap ghuluw (berlebih lebihan) terhadap kubur kubur orang orang sholeh akan menjadikan kubur kubur tersebut sebagai berhala berhala yang diibadahi selain Allah. Kemudian beliau menyebutkan hadits:

روى مالك في الموطأ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال اللهم لا تجعل قبري وثنا يعبد اشتد غضب الله على قوم اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد

Diriwayatkan oleh Imam Malik di dalam Al Muwaththo' bahwa sesungguhnya Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Ya Allah, jangan Engkau jadikan kuburku sebagai berhala yang diibadahi, amat keras kemurkaan Allah terhadap suatu kaum yang menjadikan kubur kubur Nabi mereka sebagai mesjid mesjid."

Jadi berhala adalah segala sesuatu yang diibadahi selain Allah walau dengan satu bentuk peribadatan, baik ia berupa patung patung atau, kuburan atau tempat tempat keramat ataupun berupa pemikiran atau yang selain itu semua. Untuk dapat memahami hal ini, maka pertama-tama kita harus memahami apa ma'na dari ibadah.

Ibadah adalah kata yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhoi oleh Allah, baik berupa perkataan ataupun perbuatan, yang nampak ataupun yang tidak nampak. Jadi ibadah mempunyai makna yang sangat luas, tidak hanya berupa sholat, puasa, zakat, haji, beridzikir, membaca AlQuran, ruku' dan sujud saja. Akan tetapi juga mencakup tawakkal, cinta dan takut, meminta perlindungan dan pertolongan, menyembelih binatang, nadzar, jihad, pengorbanan, ketaatan, ketundukan, berhukum dan lain lain.

Bila salah satu dari bentuk bentuk ibadah ini dipersembahkan kepada selain Allah, maka sesuatu yang selain Allah tadi telah menjadi berhala bagi orang yang beribadah kepadanya. Agar permasalahan ini menjadi jelas lagi, marilah kita menengok kembali kepada keadaan orang orang musyrik dahulu.

Disebutkan bahwa kesyirikan pertama yang terjadi di muka bumi adalah pada zaman kaumnya Nabi Nuh 'alaihissalam. Allah Ta'ala berfirman:

وقالوا لا تذرن آلهتكم ولا تذرن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا

Mereka (kaum Nabi Nuh) berkata: "Jangan sekali kali meninggalkan ilah ilah kalian, dan jangan pula sekali kali meninggalkan Wadd, dan jangan pula Suwaa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr." (Nuh : 23)

Ini adalah nama nama orang sholeh dari kaumnya Nabi Nuh 'alaihissalam. Mereka semua mempunyai pengikut yang mencontoh perbuatan baik mereka. Tatkala mereka meninggal dunia, para pengikut mereka berkata: Bila kita membuat patung patung mereka, tentu kita akan lebih semangat dalam beribadah. Lalu mereka membuat patung patung tersebut. Kemudian tatkala pengikut pengikut ini meninggal dunia dan datang generasi selanjutnya, maka iblis membisikkan kepada mereka bahwa: "Para pendahulu mereka beribadah kepada patung patung ini dan berdo'a meminta hujan kepadanya", lalu mereka beribadah kepada patung patung tersebut".

Penulis Fathul Majid mengutip perkataan Al Qurthubi rohimahullah, beliau berkata: "Para pendahulu mereka membuat patung patung ini hanyalah untuk dapat mencontoh mereka dan mengingat amal amal sholih mereka, sehingga dapat bersungguh sungguh seperti kesungguhan mereka, mereka beribadah kepada Allah di kubur kubur mereka. Kemudian datang sesudah mereka suatu kaum yang tidak mengetahui maksud dari pendahulunya, kemudian setan membisikkan kepada mereka bahwa para pendahulu mereka telah beribadah kepada patung patung ini dan mengagungkannya."

Jadi akhirnya patung patung tersebut telah menjadi berhala berhala yang diibadahi selain Allah. Bentuk ibadah yang dipersembahkan kepada patung patung tadi adalah do'a dan i'tikaf.

Begini juga keadaan orang orang musyrikin arab saat Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam diutus, mereka beribadah kepada berhala berhala mereka. Diantara nama berhala berhala mereka adalah uzza dan manat. Mereka sama sekali tidak mempunyai keyakinan bahwa Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya adalah uzza dan manat, sama sekali tidak! Bahkan mereka meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan itu semua, dan Dia lah yang menurunkan hujan dan memberi rezeki kepada mereka. Akan tetapi, bersamaan dengan hal ini semua, merekapun mempersembahkan satu atau beberapa bentuk ibadah kepada pohon, batu dan patung yang mereka buat. Mereka berdo'a kepada pohon, batu dan patung serta menyembelih hewan untuk dipersembahkan kepadanya, dengan anggapan bahwa benda benda itu semua dapat mendekatkan mereka kepada Allah Pencipta langit dan bumi. Padahal do'a dan menyembelih hewan adalah termasuk dari bentuk bentuk ibadah dan tidak boleh dipersembahkan kepada selain Allah. Inilah sebab kenapa mereka berstatus musyrik dan kenapa benda benda tersebut menjadi berhala mereka.

Berhala itu bernama pancasila.

Sekarang kita beralih kepada pancasila, tentu saja nama pancasila adalah nama yang sangat tidak asing bagi telinga kita.

Disini kami tidak membahas dari mana asal muasal munculnya gagasan pancasila. Apakah ia benar benar merupakan perasan otak sukarno cs, sebagaimana yang mereka ngaku-ngakukan, atau hanyalah merupakan versi indonesia dari ajaran zionisme dan ajaran hindu, sebagaimana yang nampak secara dhohir dari kandungan kandungan pancasila.

Disinipun kami tidak membahas secara panjang lebar kandungan kandungan pancasila yang bertentangan dengan syariat Islam. Karena hal ini sangat banyak sekali dan butuh tulisan yang tersendiri. Sebut saja ajaran monoteisme, nasionalisme, sekulerisme, pluralisme, paganisme, dan demokrasi yang terkandung dalam pancasila, semuanya bertentangan dengan Islam.

Begitu juga kami tidak akan membahas berbagai penyimpangan dan kesalahan secara bahasa yang terdapat dalam kandungan pancasila. Bagi setiap orang yang telah memahami bahasa indonesia, ia akan merasa bingung ketika membaca susunan kata yang ada dalam sila sila pancasila. Susunan bahasa dalam sila sila tersebut sangatlah amburadul dan bahkan saling bertentangan antara satu dan yang lain. Ini semua menunjukkan bahwa pengarang pancasila ini, siapapun juga orangnya, adalah orang yang bodoh dan bingung. Dan yang lebih bodoh lagi dari dia adalah orang orang zaman sekarang yang berjuang mati matian dalam membela pancasila dan menjadikannya sebagai berhala dalam kehidupan mereka.

Yang akan kami bahas sekarang adalah kenapa pancasila disebut sebagai berhala? Apakah ada orang yang sujud dan ruku' kepada pancasila?

Di atas, kami telah menjelaskan makna dari kata berhala, dan bahwa suatu benda atau pemikiran akan dapat menjadi berhala bila ditujukan kepadanya salah satu bentuk ibadah. Dan kamipun telah menjelaskan secara singkat arti dari kata ibadah.

Maka adakah suatu bentuk ibadah yang telah dipersembahkan oleh orang orang musyrik pancasila kepada pancasila? Jawabannya adalah: "Ya ada, dan banyak." Salah satunya adalah tahakum (berhukum).

Termasuk dari bentuk bentuk ibadah adalah berhukum (tahakum). Bila seorang hamba dalam segala urusannya ia berhukum kepada syariat Allah, maka berarti ia telah beribadah kepada Allah. Sebaliknya, bila ia berhukum kepada selain syariat Allah, walaupun hanya dalam beberapa urusan saja, maka berarti ia telah beribadah kepada sumber hukumnya tadi dan telah menjadikannya sebagai Ilah selain Allah.

Pokok permasalahannya adalah bahwa hukum dan pembuatan syariat/undang undang adalah hak spesial/khusus (hak preogatif) ke-Ilahan. Maka barang siapa yang mengklaim bahwa dirinya berhak membuat hukum, maka berarti ia telah mengklaim bahwa dirinya adalah Ilah serta telah menjadikan dirinya sebagai sekutu bagi Allah. Demikian juga barang siapa yang meyakini bahwa seseorang, atau sekelompok orang, atau suatu benda, atau suatu pemikiran berhak atau bahkan wajib untuk dijadikan sebagai sumber hukum, maka berarti ia telah menjadikan orang tersebut, atau sekelompok orang tersebut, atau benda tersebut atau pemikiran tersebut sebagai Ilah selain Allah, dan ia telah masuk dalam peribadatan kepada Ilah tersebut. Sekarang kami akan menyebutkan sebagian dari dalil syar'i nya:

Allah ta'ala telah berfirman:

إن الحكم إلا لله، أمر ألا تعبدوا إلا إياه ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس لا يعلمون

"Hukum hanyalah milik Allah, Dia telah memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepada-Nya." (Yusuf : 40).

Ayat diatas mengandung dua bentuk kalimat pembatasan, yaitu bahwa hukum hanyalah hak Allah saja, kemudian diikuti bentuk kalimat pembatasan yang kedua yaitu perintah Allah kepada setiap manusia untuk tidak beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja. Nash ayat ini adalah salah satu dalil yang menunjukkan bahwa hukum dan pembuatan undang undang adalah hak istimewa milik Allah Penguasa jagad raya, dan juga merupakan dalil bahwa berhukum merupakan sebuah bentuk ibadah. Sayyid Quthb rohimahullah dalam menafsiri ayat ini beliau berkata: "Ketundukan kepada hukum adalah ibadah, bahkan merupakan pokok arti ibadah." (fi zhilal, halaman 1991).

Kita perhatikan sekarang keadaan orang orang musyrik penyembah pancasila. Mereka dengan semangat telah menyuarakan bahwa pancasila harus menjadi sumber hukum di negeri ini. Menurut mereka, Indonesia tidak akan aman tenteram dan damai sentausa kecuali di bawah naungan hukum yang bernafaskan dan berkeringatkan pancasila, dan bahwa segala hukum yang tidak selaras dengan pancasila harus di tolak!!! Mereka juga berkata: "Hukum pancasila adalah warisan nenek moyang kami dan hasil kajian bapak bapak kami yang harus kami lestarikan. Ini adalah kepribadian bangsa kami dan ini sudah final !!!" Sekarang coba bandingkan perkataan mereka ini dengan perkataan orang orang musyrik dahulu:

بل قالوا إنا وجدنا ءاباءنا علي أمة وإنا علي ءاثارهم مهتدون، وكذلك ماأرسلنا من قبلك في قرية من نذير إلا قال مترفوها إنا وجدنا ءاباءنا علي أمة وإنا علي ءاثارهم مقتدون قال أولو جئتكم بأهدي مما وجدتم عليه ءاباءكم قالوا إنا بما أرسلتم به كافرون، فانتقمنا منهم فانظر كيف كان عاقبة المكذبين

"Bahkan mereka (orang orang musyrik) berkata: "Sesungguhnya kami telah mendapatkan bapak bapak kami menganut suatu keyakinan, dan sesungguhnya kami mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka". Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami telah mendapati bapak bapak kami menganut suatu keyakinan dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak jejak mereka." Rasul itu berkata: "Apakah (kalian tetap mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untuk kalian Din yang lebih nyata memberi petunjuk dari pada apa yang kalian dapati bapak bapak kalian menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami kafir terhadap apa yang kalian diutus dengannya." Maka Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang mendustakan itu." (Az Zukhruf : 22-25).

Sama persis, bedanya hanyalah bahwa orang orang musyrik dahulu mendapati bapak bapak mereka beribadah dalam bentuk berdo'a kepada berhala mereka yang berupa kubur kubur, batu dan pepohonan, lalu mereka mengikutinya, sedangkan orang orang musyrik pancasila telah mendapati bapak bapak mereka beribadah dalam bentuk berhukum kepada berhala mereka yang berupa burung gepeng pancasila, lalu merekapun ikut ikutan. Ini saja bedanya!

Ketahuilah, bentuk bentuk ibadah yang lain yang dipersembahkan kepada berhala pancasila selain ibadah berhukum adalah masih banyak. Diantaranya ketaatan, cinta, loyalitas dan anti loyalitas (berdasarkan pancasila), pengkultusan dan lain lain. Ini semua merupakan bentuk bentuk ibadah yang wajib hanya dipersembahkan kepada Allah saja. Tetapi orang orang musyrik ini telah mempersembahkannya kepada pancasila.

Sebagai penutup, kami akan menyampaikan dua ayat kepada mereka. Allah Ta'ala berfirman:

أتعبدون ما تنحتون؟

"Apakah kalian beribadah kepada apa yang kalian pahat?" (Ash Shoffat : 95)

Apakah kalian beribadah kepada sesuatu yang kalian buat dan karang sendiri dan malah kalian tidak memurnikan ibadah hanya kepada Allah yang telah menciptakan kalian dan telah menciptakan negeri dan bangsa kalian dengan keaneka ragaman suku sukunya? Apakah kalian lebih tahu dari Allah?

ما تعبدون من دونه إلا أسماء سميتموها أنتم واباؤكم ما أنزل الله بها من سلطان إن الحكم إلا لله أمر ألا تعبدوا إلا إياه ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس لا يعلمون

"Apa yang kalian ibadahi selain Allah itu hanyalah nama nama yang dibuat buat oleh kalian dan nenek moyang kalian. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama nama itu. Hukum hanyala milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Itulah Din yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Yusuf : 40).

Wallhamdulilahi Robbil 'alamin.